Kehidupan Awal Manusia Purba di Indonesia
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Menurut Von Koenigswald, kehidupan awal manusia purba yang ada di Indonesia pada kala pleistosen meninggalkan zaman kehidupan yang dikenal dengan lapisan pleistosen. Pada lapisan pleistosen dikenal tiga lapisan yang masing-masing lapisan menunjukkan jenis, umur dan ciri-ciri kehidupan yang berbeda. Ketiga lapisan itu meliputi:
a. Lapisan Pleistosen Bawah yang biasa disebut dengan Formasi Pucangan, di mana di lapisan ini diketemukan jenis fosil manusia purba jenis Meghanthropus Paleojavanicus dan Pithecanthropus Mojokertensis yang diperkirakan berusia 1,9 juta tahun. Ciri fisik manusia pada masa ini masih banyak kesamaan dengan jenis kera. Keadaan ini menunjukkan masih dekatnva ciri dan cara hidup manusia dengan binatang.
b. Lapisan Pleistosen tengah yang disebut pula dengan Formasi Kabuh, pada lapisan ini ditentukan jenis Pithecanthropus Erectus dan Pithecanthropus Soloensis awal. Ciri fisik manusia masih mirip dengan kera hanya volume otaknya mengalami penambahan yang diperkirakan hidup 1 1/2 juta tahun yang lalu. Mereka telah mengenal alat-alatkehidupan dan mengenal bahsa dalam taraf yang sangat sederhana. Merekajuga mengenal alat-alat kehidupan dan mengenal bahasa dalam taraf yang sangat sederhana. Merekajuga mengenal api, sehingga diperkirakan sudah memasak makanan hasil buruan mereka. Jenis mereka diperkirakan juga hidup di pulau-pulau Indonesia bagian Barat, Fhilipina, dan Cina. Dilihat dari kemampuan budayanya menunjukkan telah ada perbedaan ciri dan cara hidup dengan cara hidup binatang.
c. Lapisan Pleistosen Atas yang disebut pula dengan nama Farmasi Notopuro, di mana pada lapisan ini ditemukan jenis PithecanthrOpus Soloensis akhir dan manusia jenis homo. Masa ini diperkirakan berumur hingga 40.000 tahun yang lalu. Manusia jenis ini ada juga di Nias, Serawak, Tabon di Palawan Fhilipina. Ciri kehidupannya sudah lebih maju dan sudah dapat dinyatakan sebagai kehidupan yang memiliki hasil budaya yang lebih tinggi tingkatnya dibanding pada formasi Kabuh.
Untuk kehidupan di masa-masa berikutnya diperkirakan manusia yang mulai ada di Indonesia adalah jenis ras Austromelanesoid (yang hidup di daerah Langsa, Flores, Tamiang, Binjai, dan Alur Itam (Sumatera Timur) dan ras Mongoloid (yang mendiami daerah Sulawesi). untuk yang berada di Jawa dan sebagian besar Sumatera menunjukkan unsur-gabungan antara kedua ras ini. Pada periode berikutnya kedua ras menunjukkan adanya percampuran dan untuk ras Austromelanesoid banyak berada di kawasan Timur lndonesia, sedangkan ras mongoloid lebih banyak berada di bagian Barat Indonesia. Pada periode berikutnya manusia mengalami perkembangan dan perubahan dari tingkat yang paling primitif menuju keadaan yang kompleks seperti kita lebih dewasa ini.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Kehidupan Awal Manusia dan Masyarakat Purba di Indonesia
Untuk dapat mengetahui proses muncul dan berkembangnya kehidupan manusia di Indonesia diperlukan ilmu bantu sejarah yang lain geologi, palaeontologi dan arkeologi. Hal ini dikarenakan pada awal perkembangannya, manusia masih sangat sulit untuk diketahui bila hanya memanfaatkan ilmu sejarah saja.
Pada kala pleistosen kepulauan Indonesia di bagian barat menyatu dengan Asia dan kepualauan indonesia timur menyatu dengan Australia. Teori itu meletakkan dasar bagi teori tentang penyebaran kehidupan awal di Indonesia. Pada masa pleistosen di bumi terjadi empat kali masa glacial dan tiga kali masa interglasial, di mana Indonesia merupakan salah satu daerah yang sudah stabil sehingga banyak penemuan hewan purba dan manusia serta hasil budayanya.
Sisa kehidupanmanusia pada masa pleistosen ini diketahui dari sisa-sia kehidupan yang ditemukan di Trinil (Ngawi), Subang (Sumatra), Banten, Kalimantan, Maluku, Punung (Pacitan), Cebenge (Sulsel), dan Ngandong (Blora). Penemuan ini didukung oleh teori tentang kegiatan vulkanik, pergeseran kulit bumi, banjir, dan peristiwa alam lain yang membentuk Iapisan-Iapisan bumi berubah-ubah.
Pada kala pleistosen kepulauan Indonesia di bagian barat menyatu dengan Asia dan kepualauan indonesia timur menyatu dengan Australia. Teori itu meletakkan dasar bagi teori tentang penyebaran kehidupan awal di Indonesia. Pada masa pleistosen di bumi terjadi empat kali masa glacial dan tiga kali masa interglasial, di mana Indonesia merupakan salah satu daerah yang sudah stabil sehingga banyak penemuan hewan purba dan manusia serta hasil budayanya.
Sisa kehidupanmanusia pada masa pleistosen ini diketahui dari sisa-sia kehidupan yang ditemukan di Trinil (Ngawi), Subang (Sumatra), Banten, Kalimantan, Maluku, Punung (Pacitan), Cebenge (Sulsel), dan Ngandong (Blora). Penemuan ini didukung oleh teori tentang kegiatan vulkanik, pergeseran kulit bumi, banjir, dan peristiwa alam lain yang membentuk Iapisan-Iapisan bumi berubah-ubah.
Menurut Von Koenigswald, kehidupan awal manusia purba yang ada di Indonesia pada kala pleistosen meninggalkan zaman kehidupan yang dikenal dengan lapisan pleistosen. Pada lapisan pleistosen dikenal tiga lapisan yang masing-masing lapisan menunjukkan jenis, umur dan ciri-ciri kehidupan yang berbeda. Ketiga lapisan itu meliputi:
a. Lapisan Pleistosen Bawah yang biasa disebut dengan Formasi Pucangan, di mana di lapisan ini diketemukan jenis fosil manusia purba jenis Meghanthropus Paleojavanicus dan Pithecanthropus Mojokertensis yang diperkirakan berusia 1,9 juta tahun. Ciri fisik manusia pada masa ini masih banyak kesamaan dengan jenis kera. Keadaan ini menunjukkan masih dekatnva ciri dan cara hidup manusia dengan binatang.
b. Lapisan Pleistosen tengah yang disebut pula dengan Formasi Kabuh, pada lapisan ini ditentukan jenis Pithecanthropus Erectus dan Pithecanthropus Soloensis awal. Ciri fisik manusia masih mirip dengan kera hanya volume otaknya mengalami penambahan yang diperkirakan hidup 1 1/2 juta tahun yang lalu. Mereka telah mengenal alat-alatkehidupan dan mengenal bahsa dalam taraf yang sangat sederhana. Merekajuga mengenal alat-alat kehidupan dan mengenal bahasa dalam taraf yang sangat sederhana. Merekajuga mengenal api, sehingga diperkirakan sudah memasak makanan hasil buruan mereka. Jenis mereka diperkirakan juga hidup di pulau-pulau Indonesia bagian Barat, Fhilipina, dan Cina. Dilihat dari kemampuan budayanya menunjukkan telah ada perbedaan ciri dan cara hidup dengan cara hidup binatang.
c. Lapisan Pleistosen Atas yang disebut pula dengan nama Farmasi Notopuro, di mana pada lapisan ini ditemukan jenis PithecanthrOpus Soloensis akhir dan manusia jenis homo. Masa ini diperkirakan berumur hingga 40.000 tahun yang lalu. Manusia jenis ini ada juga di Nias, Serawak, Tabon di Palawan Fhilipina. Ciri kehidupannya sudah lebih maju dan sudah dapat dinyatakan sebagai kehidupan yang memiliki hasil budaya yang lebih tinggi tingkatnya dibanding pada formasi Kabuh.
Untuk kehidupan di masa-masa berikutnya diperkirakan manusia yang mulai ada di Indonesia adalah jenis ras Austromelanesoid (yang hidup di daerah Langsa, Flores, Tamiang, Binjai, dan Alur Itam (Sumatera Timur) dan ras Mongoloid (yang mendiami daerah Sulawesi). untuk yang berada di Jawa dan sebagian besar Sumatera menunjukkan unsur-gabungan antara kedua ras ini. Pada periode berikutnya kedua ras menunjukkan adanya percampuran dan untuk ras Austromelanesoid banyak berada di kawasan Timur lndonesia, sedangkan ras mongoloid lebih banyak berada di bagian Barat Indonesia. Pada periode berikutnya manusia mengalami perkembangan dan perubahan dari tingkat yang paling primitif menuju keadaan yang kompleks seperti kita lebih dewasa ini.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
0 Response to "Kehidupan Awal Manusia Purba di Indonesia"
Post a Comment