Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Indonesia termasuk negara yang banyak meninggalkan fosil dan artefak. Banyaknya penemuan tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang penting bagi peneliti kehidupan zaman praaksara. Berdasarkan hasil penggalian dan penelitian para ahli arkeologi, di wilayah lndonesia terutama di Pulau Jawa banyak ditemukan fosil tengkorak manusia dan peralaan yang pernah digunakan pada masa prasejarah. Manusia purba pada masa lalu telah hidup di beberapa daerah di Pulau Jawa terutama di Lembah Sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Adanya manusia purba ditempat tersebut didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, antara lain jenis peninggalan berupa tulang paha, tulang lengan, dan tengkorang yang telah membatu. Dengan demikian, di daerah tersebut pada zaman dahulu menjadi situs (lingkungan tempat tingal) manusia purba.
Berdasarkan fosil-fosil manusia purba-yang ditemukan, para ahli menetapkan tahapan perkembangan jenis manusia purba sebagai berikut:
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Pada tahun 1941 Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di daerah Sangiran yang dinamakan purba Meganthropus palaeojavanicus. Meganthropus palaeojavanicus, artinya manusia kera besar dari Pulau Jawa. Manusia purba di Idonesia yang dianggap paling primitive adalah Meganthropus palaeojavanicus Meganthropus berasal dari kata:
a. Mega : Besar.
b. Anthropus : Manusia.
c. Palaen : Tertua.
d. Javanicus : Jawa.
Ciri-ciri fisik manusia purba Meganthropus palaeojavanicus, antara lain:
a. Memiliki tulang pipi yang tebal.
b. Geraham besar.
c. Otot kunyah kuat.
d. Muka masif.
e. Rahang besar.
f. Tonjolan kening tajam.
g. Tonjolan belakang kepala tajam.
h. Tidak berdagu.
i. Memiliki perwakan yang tegap.
2. Pitecanthropus
Fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia dalah jenis fosil pithecanthropus. Pada tahun 1890 Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba yang diberi nama Pithecanthropus Erectus di desa Trinil Ngawi Jawa Timur yang artinya manusia kera yang berjalan tegak. Pada tahun 1936 Weidenreich juga menemukan fosil yang sama di Mojokerto yang dinamakan Pithecantropus Robustus, Von Koeningswald menyebut fosil yang ditemukan tersebut dengan nama Pithecanthropus Mojokertentsis. Ciri-ciri fisik manusia purbajenis Pithecanthropus, antara lain:
a. Tinggi badan sekitar 165-180 cm.
b. Badan tegak dan tidak memiliki dagu.
c. Geraham besar.
d. Rahang kuat.
e. Tonjolan kening tajam.
f. Tonjolan belakang kepala tajam.
g. lsi tengkorak lebih besar, antara 750 cc s/d 1300 cc.
h. Tulang tengkorak cukup tebal dan bentuknya lonjong.
3. Homo
Menurut penyelidikan Von Koeningswald manusia jenis Homo lebih tinggi tingkatnya dan lebih sempurna dari Meganthropus Palaeojavanicus maupun Pithecanthropus Erectus. Bebarapa fosil manusia purbajenis homo yang ditemukan di lndonesia adalah:
a. Homo Wajakensis, yang fosilnya pertama kali ditemukan oleh Van Reitschoten tahun 1889 di desa Wajak Tulungagung. Pada tahun 1890 fosil Homo wajakensis juga ditemukan oleh Eugene Dubois. Homo wajakensis memiliki tingkat kesempurnaan lebih tinggi dari Pithecanthropus erectus. Berdasarkan penelitian Homo Wajakensis mirip dengan penduduk asli di Australia. Ciri-ciri Homo wajakensis, antara lain:
1) Berbadan tegap dan berjalan lebih tegak dengan tinggi bada 130-180 cm.
2) Memiliki otak besar dan otak kecil sudah berkembang dengan rata-rata volume 13501450 cc.
3) Memiliki bentuk tulang tengkorak lebih bulat dan bentuk muka yang tidak terlalu menonjol ke depan.
4) Memiliki kemampuan untuk membuat peralatan secara sederhana seperti kapak batu dan alat untuk berburu.
b. Homo Soloensis, yang fosilnya ditemukan oleh Ter Haar dan Oppennorth di Lembah Sungai Bengawan Solo pada tahun 1931-1934. Ciri-ciri fisik Homo soloensis, antara lain:
1) Berbadan tegap dan tingginya sekitar 180 cm.
2) Volume otaknya sekitar 1000-1300 cc.
3) Tengkorak Homo soloensis lebih besar daripada tengkorak Pithecanthropus erectus Sebagai perbandingan fosil-fosil manusia purba tidak hanya ada di Indonesia. fosiI-fosil manusia purba juga ditemukan di luar wilayah Indonesia.
1. Manusia purba di daratan Asia
Pada tahun 1927 Davidson Black menemukan fosil manusia purba di gua Choukoutien. Peking Cina yang dinamakan Si anthropus pekinensis. Dinamakan Sinanthriopus karena volume otak atau tengkoraknya sedikit lebih besar dari Pithecanthropus erectus. Sinanthropus Pekinensis dalam perkembangannya menjadi Homo pekinensis. Menurut penelitian Von Koenigswald, fosil Sinanthropus Pekinensis memiliki banyak Persamaan dengan fosil Pithecanthropus erestus yang ditemukan di Pulau Jawa baik dari bentuk tubuh maupun benda-benda kebudayaannya sehingga Sinathropus pekinensis dikatakan hidup pada zaman yang sama dengan Pithecanthropus erectus.
2. Manusia Purba di daratan Afrika
Pada tahun 1924 Raymond Dart menemukan fosil manusia purba di Afrika Selatan yang dinamakan Australopithecus africanus yang dalam perkembanagannya menjadi Homo africanus. Tokoh-tokoh lain yang menemukan fosil manusia purba di Afrika adalah Bryan Patterson dan Richard Leaky yang menemukan fosil manusia purba di Kenya. Fosil manusia purba yang ditemukan berupa jenis Australopithecus africanus. Selain itu, juga ditemukan fosil manusia purba di Broken Hill, Rhodesia yang dinamakan Homo rhodesiensis.
3. Manusia Purba di daratan Eropa
Fosil manasia purba yang ditemukan di daratan Eropa, antara lain:
a. Homo neanderthalensis, ditemukan oleh Rudolf Virchow tahun 1856 di lembah Sungai Neander, jerman.
b. Homo heidelbergensis, ditemukan oleh dr. Scchoetensack di Heidelberg, Jerman.
c. Homo Cro-Magnon yang fosilnya ditemukan di Prancis.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Manusia yang hidup pada masa prasejarah disebut dengan manusia purba atau manusia prasejarah. Mereka berbeda dengan manusia modern yang hidup sekarang ini. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor seperti keadaan lingkungan fisik dan kondisi biologis. Perkembangan manusia purba melalui proses dari tingkat yang primitive hingga menjadi manusia modern.
Indonesia termasuk negara yang banyak meninggalkan fosil dan artefak. Banyaknya penemuan tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang penting bagi peneliti kehidupan zaman praaksara. Berdasarkan hasil penggalian dan penelitian para ahli arkeologi, di wilayah lndonesia terutama di Pulau Jawa banyak ditemukan fosil tengkorak manusia dan peralaan yang pernah digunakan pada masa prasejarah. Manusia purba pada masa lalu telah hidup di beberapa daerah di Pulau Jawa terutama di Lembah Sungai Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Adanya manusia purba ditempat tersebut didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, antara lain jenis peninggalan berupa tulang paha, tulang lengan, dan tengkorang yang telah membatu. Dengan demikian, di daerah tersebut pada zaman dahulu menjadi situs (lingkungan tempat tingal) manusia purba.
Berdasarkan fosil-fosil manusia purba-yang ditemukan, para ahli menetapkan tahapan perkembangan jenis manusia purba sebagai berikut:
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Pada tahun 1941 Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di daerah Sangiran yang dinamakan purba Meganthropus palaeojavanicus. Meganthropus palaeojavanicus, artinya manusia kera besar dari Pulau Jawa. Manusia purba di Idonesia yang dianggap paling primitive adalah Meganthropus palaeojavanicus Meganthropus berasal dari kata:
a. Mega : Besar.
b. Anthropus : Manusia.
c. Palaen : Tertua.
d. Javanicus : Jawa.
Ciri-ciri fisik manusia purba Meganthropus palaeojavanicus, antara lain:
a. Memiliki tulang pipi yang tebal.
b. Geraham besar.
c. Otot kunyah kuat.
d. Muka masif.
e. Rahang besar.
f. Tonjolan kening tajam.
g. Tonjolan belakang kepala tajam.
h. Tidak berdagu.
i. Memiliki perwakan yang tegap.
2. Pitecanthropus
Fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia dalah jenis fosil pithecanthropus. Pada tahun 1890 Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba yang diberi nama Pithecanthropus Erectus di desa Trinil Ngawi Jawa Timur yang artinya manusia kera yang berjalan tegak. Pada tahun 1936 Weidenreich juga menemukan fosil yang sama di Mojokerto yang dinamakan Pithecantropus Robustus, Von Koeningswald menyebut fosil yang ditemukan tersebut dengan nama Pithecanthropus Mojokertentsis. Ciri-ciri fisik manusia purbajenis Pithecanthropus, antara lain:
a. Tinggi badan sekitar 165-180 cm.
b. Badan tegak dan tidak memiliki dagu.
c. Geraham besar.
d. Rahang kuat.
e. Tonjolan kening tajam.
f. Tonjolan belakang kepala tajam.
g. lsi tengkorak lebih besar, antara 750 cc s/d 1300 cc.
h. Tulang tengkorak cukup tebal dan bentuknya lonjong.
3. Homo
Menurut penyelidikan Von Koeningswald manusia jenis Homo lebih tinggi tingkatnya dan lebih sempurna dari Meganthropus Palaeojavanicus maupun Pithecanthropus Erectus. Bebarapa fosil manusia purbajenis homo yang ditemukan di lndonesia adalah:
a. Homo Wajakensis, yang fosilnya pertama kali ditemukan oleh Van Reitschoten tahun 1889 di desa Wajak Tulungagung. Pada tahun 1890 fosil Homo wajakensis juga ditemukan oleh Eugene Dubois. Homo wajakensis memiliki tingkat kesempurnaan lebih tinggi dari Pithecanthropus erectus. Berdasarkan penelitian Homo Wajakensis mirip dengan penduduk asli di Australia. Ciri-ciri Homo wajakensis, antara lain:
1) Berbadan tegap dan berjalan lebih tegak dengan tinggi bada 130-180 cm.
2) Memiliki otak besar dan otak kecil sudah berkembang dengan rata-rata volume 13501450 cc.
3) Memiliki bentuk tulang tengkorak lebih bulat dan bentuk muka yang tidak terlalu menonjol ke depan.
4) Memiliki kemampuan untuk membuat peralatan secara sederhana seperti kapak batu dan alat untuk berburu.
1) Berbadan tegap dan tingginya sekitar 180 cm.
2) Volume otaknya sekitar 1000-1300 cc.
3) Tengkorak Homo soloensis lebih besar daripada tengkorak Pithecanthropus erectus Sebagai perbandingan fosil-fosil manusia purba tidak hanya ada di Indonesia. fosiI-fosil manusia purba juga ditemukan di luar wilayah Indonesia.
1. Manusia purba di daratan Asia
Pada tahun 1927 Davidson Black menemukan fosil manusia purba di gua Choukoutien. Peking Cina yang dinamakan Si anthropus pekinensis. Dinamakan Sinanthriopus karena volume otak atau tengkoraknya sedikit lebih besar dari Pithecanthropus erectus. Sinanthropus Pekinensis dalam perkembangannya menjadi Homo pekinensis. Menurut penelitian Von Koenigswald, fosil Sinanthropus Pekinensis memiliki banyak Persamaan dengan fosil Pithecanthropus erestus yang ditemukan di Pulau Jawa baik dari bentuk tubuh maupun benda-benda kebudayaannya sehingga Sinathropus pekinensis dikatakan hidup pada zaman yang sama dengan Pithecanthropus erectus.
2. Manusia Purba di daratan Afrika
Pada tahun 1924 Raymond Dart menemukan fosil manusia purba di Afrika Selatan yang dinamakan Australopithecus africanus yang dalam perkembanagannya menjadi Homo africanus. Tokoh-tokoh lain yang menemukan fosil manusia purba di Afrika adalah Bryan Patterson dan Richard Leaky yang menemukan fosil manusia purba di Kenya. Fosil manusia purba yang ditemukan berupa jenis Australopithecus africanus. Selain itu, juga ditemukan fosil manusia purba di Broken Hill, Rhodesia yang dinamakan Homo rhodesiensis.
3. Manusia Purba di daratan Eropa
Fosil manasia purba yang ditemukan di daratan Eropa, antara lain:
a. Homo neanderthalensis, ditemukan oleh Rudolf Virchow tahun 1856 di lembah Sungai Neander, jerman.
b. Homo heidelbergensis, ditemukan oleh dr. Scchoetensack di Heidelberg, Jerman.
c. Homo Cro-Magnon yang fosilnya ditemukan di Prancis.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
0 Response to "Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia"
Post a Comment