Inilah Alasan Mengapa Bulan Suro Dianggap Bulan Seram di Pulau Jawa
Apa yang terlinyas dipikiran anda saat mendengar bulan Suro?
Pasti semua orang akan menganngap bulan yang menyeramkan dan penuh dengan
pantangan. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengapa bulan suro
dianggap bulan yang skral teruma dipulau jawa.
Sedikit cerita didesa saya saat dibulan suro ada kegiatan
yang cukup unik yang biasanya dilakukan oleh anak-anak kecil yaitu melakukan Tek-Tekan
atau memainkan musik dengan alat sedanaya, bisanya yang diunakan bisa meber,
botol kaca dan lain sebagainya. Hal ini bukan semata-mata karna ukah si anak
kecil, namun perintah dari orang2 agar melakukan itu. Nah ini katanya orang tua
saya dilakukan untuk mengusir mahkluk halus yang akan memanggu desa.
Kenapa harus dengan hal tersebut (Tek-Tekan) ini dari
analisa saya sendiri mungkin agar simahkluk halus tersebut mengira didesa
tersebut lagi rame-rame memilihat seperti si mahkluk halus tidak jadi datang
karna takut,demikian dengan orang yang
bermaksud jahat dengan mendengar music yang diamakan anak tentu akan mengira
disana rame juga ditidak jadi datang. Nah apakah didesa kalian juga ada tradisi
seperti ini?.
Malam sura juga malam untuk memandikan barang-barang pusaka.
Ok sedikit cerita lagi ya. Kejadian ini saat saya datang ke Sendang Senjaya
tepat di Salatiga ya saya awalnya agak kepo juga pada malam suro saya pergi
kesana dengan teman saya berdua, bisanya saat malam hari saat kesenan suasana
sangat mencekam dan sunyi namun saat malam Suro semua sudut yang ada bahkan
yang biasa bukan tempat untuk madi juga da orangnya, dari kejauhan pun sudah
tercium bau menyan atau jenis wangi-wangian lainya.
Malam Suro juga identik malam yang tidak boleh melakukan
kegiatan apapun contoh dijawa karna orang jawa, dijawa saat bulan suro tidak
boleh melakukan kegiatan apapun seperti hajatan dan bangun rumah, mamang dijawa
banyak hari-hari pantangan yang tidak boleh melakukan kegiatan.
Suro berasalah dari kata (Asyura) dari bahasa arab yang
berarti tanggal 10 bulan suro, yang sampai sekrang dijadikan takwin pada
perhitungan bulan jawa. Sementara pada bulan islam seperti yang kita suro
adalah bulan Muharam.
Bulan Suro (Muharram) identik dengan sejarah kenanbian dan
para rosul. Bulan Suro (Muharam) sering disebut dengan bulan penuh dengan
kemulian. Peristiwa-peristiwa sejarah pana nabi banyak terjadi pada bulan Suro
diantaranya:
1. Nabi Adam as. diterima taubatnya ketika masih berada di
surga dan ketika itu pula Adam dan Hawa sedang beribadah kepada-Nya.
2. Nabi Idris memperoleh derajat luhur atas sikap kasih
sayangnya terhadap sesamanya.
3. Nabi Isa memperoleh anugerah kitab Taurat ketika berada
di bukit Tursina (Sinai).
4. Nabi Nuh terlindungi dari bahaya banjir bersama umatnya
yang patuh. Nabi Ibrahim terhindar dari bahaya api dan fitnah raja Namrud
5. abi Yusuf bebas dari tahanan raja Mesir akibat tuduhan
zina dengan Dewi Zulaichah.
6. Nabi Ya’qub sembuh dari penyakit mata karena menangisi
anaknya Yusuf yang telah lama menghilang.
7. Nabi Yunus bisa keluar dari perut ikan Hiu, sebagai
tempat persembunyiannya ketika ia dikejar-kejar umatnya.
8. Nabi Sulaiman memperoleh istana indah. Nabi Daud
disucikan dari segala dosanya.
7. Nabi Musa selamat dari kejaran Fir’aun dan bala
tentaranya.
Lalu Mengapa Bulan Suro Menjadi Bulan yang Sakral? Padahal
bulan suro memiliki serikat yang cukup baik untuk umat islam?
Adapu faktor yang mempengaruhi dikuti pada Buku yag berjudul
Misteri Bulan Suro Perspektif
Islam Jawa didalam buku tersebut
mengatakan bahwa pada bulan datanya Aji Saka yang membebaskan masyarakat jawa
dari mahkluk gaib raksasa. Adapun alasan lainya masayrakat jawa percaya bahwa 1
suro merupakan lahirnya Aksara Jawa dan pada Malam Bulan Suro dipercayai
pulangnya para Arwah.
Adapun kegiatan yang
masih sering dilakakn samape sekrang khusnya dalam ruang lingkup yang memiliki
tradisi kejawen yang masih kental seperti Kesultanan Yogyakarta,
Kasunanan Surakarta dan Kasepuhan
Cirebon memiliki tradisi masing-masing.
Pada Kasultanan Yogyakarta
Melakukan sebuah tradisi Tapa bisu, apa itu tapa bisu? Yaitu
tradisi yang dilakukan di kaslutana
Yogyakata tanpa mengelurkan kata-kata sedikitpun, sedangkan untuk para
abdi dalem melakuan keliling banteng Kraton Jogja.
Kasunan Surakarta
Memiliki tradisi punyucian benda pusaka serta kirab kebo
bule kyai salame. Pada kirab banyak orang yang mengikuti atau mengiringnya, hal
yang paling menari dari kirab kebo adalah banyak orang yang berharap bisa
menyentuh kebo dengan harap ngalap rejeki atau barokah, karna kebo bule kyai
salamet dipercaya pembawa berkah, bahkan kotoran kebo saat lirab dilakuakan
menjadi rebutan banyak orang.
Dari sini kita menyempulkan dari balik larangan dalam malam
suro (muharam) trade menyuci pusaka memiliki arti sebagai penyucian diri
sendiri dalam yang terpusat dihati dan pikiran bukan itu pusaka manusia? Maka
dari banyak orang-orang yang berdatang ditempat-temapat suci agar bisa
merenungkan kejadian setahun lepas untuk memperbaik diri agar bisa lebih baik
lagi.
Lalu tidak boleh melakukan kegiatan memiliki arti sudah
sepantasnya sebagai manusia untuk beristirahat melakuakan perenungan agar tidak
memiliki ambisi untuk mengasai dunia. Menghilangkan rasa ketidak puasan yang
diberikan oleh sang pencipta. Maka dengan itulah dibulan sura tidak boleh
melakukan kegiatan dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Nah itulah kesimpulan dari saya pribadi jika banyak
kekurangan atau kesalah mohon untuk dimaafkan, anda juga bisa menambahkan pada
kolom komentar dibawa makana dilirangnya malam suro melakukan kegiatan atau
juga bisa berbagi peristiwa dibulan suro ditempat kalian masing-masing.
0 Response to "Inilah Alasan Mengapa Bulan Suro Dianggap Bulan Seram di Pulau Jawa"
Post a Comment