Agresi Militer Belanda 2 dan 1

Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:

Agresi Militer Belanda I (21 Jull 1947)

Agresi Militer Belanda I (21 Jull 1947)

Meskipun sudah ada Perjanjian Linggajati, Belanda tetap berusaha untuk menjajah indonesia. Pada
tanggal 21 Juli 1947 Belanda melanggar isi Perjanjian Linggajati dengan melancarkan serangan
secara tiba-tiba terhadap wilayah RI. Serangan yang kemudian dikenal dengan peristiwa Agresi
tersebut diarahkan ke kota-kota
besar di Jawa şerta daerah perkebunan dan

minyak di Sumatra. Agresi Militer Belanda l ini berlangsung hingga tanggal 4 Agustus 1947. Dalam menghadapi agresi ini, TNI menggunakan taktik perang geilya serta membatasi gerakan Belanda hanya pada kota-kota besar dan jalan raya. Agresi Militer Belanda I ini memang mengakibatkan wilayah RI semakin sempit, tetapi bangsa Indonesia juga mendapatkan keuntungan karerna reaksi Militer Belanda dunia internasional bermunculan terhadap agresi yang dilancarkan Belanda tersebut.

Agresi Militer Belanda II
Pada tanggal 19 Desember 1948 secara tiba-tiba Belanda melancarkan serangan ke ibu kota Ri di Yogyakarta. Serangan tentara Belanda itu kemudian terkenal dengan Agresi Militer Belanda ll. Dengan serangan ini berarti Belanda telah melanggar isi Perjanjián Renville. Bahkan, dengan terang- terangan Dr. Beel membuat pernyataan bahwa Belanda tidak mengakui lagi isi Perjanjian Renville.

Belanda mulai melancarkan serangannya pada pukul 06.00 dengan menerjunkan pasukan payungnya di lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta. TNI dan brimob segera mengadakan perlawanan, tetapi Belanda lebih kuat sehingga berhasil masuk kota Yogyakarta.

Agresi Militer Belanda II


Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta yang Sudah merasa bahwa sebentar lagi Belanda akan memasuki Yogyakarta, segera mengirim radiogram kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara yang tengah berkunjung ke Bukitinggi, Sumatra. Isi radiogramn berupa mandat agar Mr. Syafruddin Prawiranegara segera membentuk pemerintahan darurat RI di Bukittinggi yang kemudian dikenal dengan nama Pemerintah Darurat Republik Indonesiaa (PDRI). Apabila mandat ini gagal dilaksanakan, dipenntahkan kepada Mr. Maramis, L.N. Palar, dann Dr. Sudarsono yang sedang berada di india untuk membentuk pemerintahan darurat Rl di India.

Sementara itu, Belanda telah memasuki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno dan DYS. Moh Hatta ditahan, demikian pula beberapa orang menteri. Oleh Belanda, Presiden Soekarno dibuang ke Prapat, Sumatra, sedangkan Drs. Moh. Hatta dibuang ke Bangka. Tak lama kemudian Bung Karno dipindahkan pula ke Bangka. Walaupun presiden dan wakil presiden dalarm pembuangan, tetapi pemerintahan Indonesia tetap ada yaitu di bawah pimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara.

Pada waktu Belanda memasuki Yogyakarnta, Panglima Besar Jenderal Sudirman segera memerintahkan agar tentara meninggalkan kota Yogyakarta dan bersama dengannya memasukI hutan. Pada saat itu beliau dalam keadaan sakit sehingga dalam perjalanan Jenderal sudirman selalu ditandu. Setelah berhasil menyusun kekuatan, Panglima Sudirman berusaha agar daerah yang dikuasai Belanda tidak berkembang. Tentara diperintahkan agar membatasi gerak pasukan Belanda dengan cara memutus rel-rel kereta api, jalan-jalan, dan jembatan-iembatan. Di samping itu, tentara juga mencegat Belanda yang melakukan konvoi, merampas senjata mereka, dan segera kembali masuk ke hutan. Dengan demikian, Belanda tidak berhasil menguasai daerah-daerah di luar kota. Siasat perang Panglima Sudirman ini dikenai dengan siasat perang gerilya.

Agresi Militer Belanda II tersebut mendapat kecaman dari dunia internasional. Sehubungan dengan peristiwa tersebut, atas usul Birma dan India pada tanggal 20-23 Januari 1949 diadakan Konferensi Asia di lndia.

Hasil konfersi asia


Dalam Konferensi Asia tersebut menghasilkan resolusi untuk Dewan Keamanan PBB. Berkut isi resolusi tersebut.

  • Mengembalikan pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
  • Pembentukan pemerintah sementara yang merdeka sebelum tanggal 15 Maret 1949.
  • Penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia.
  • Menyerahkan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia serikat paling lambat pada tanggal 1 Januari 1950.

Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan. Agar tidak ketinggalan postingan terbaru silahakan berlangganan lewat Email secara gratis.
Salam Sukses..!!

0 Response to "Agresi Militer Belanda 2 dan 1"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel