Peristiwa Rengas Dengklok


Assalamualaikum Wr.Wb

Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:



Peristiwa Rengas Dengklok

Peristiwa Rengas Dengklok

Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu, bangsa Indonesia mempersiapka  dirinya untuk merdeka. Waktu yang sangat singkat itu dimanfaatkan dengan sebaiki-baiknya. Adanyakekosongan kekuasaan menyebabkan muncul perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka adalah Sukarni, B.M. Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chairut Saleh. Adapun golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dahulu dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. Muh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi, dan Mr. Iwa Kusuma Sumantri.

Bung Karno tetap menolak usulan golongan muda untuk segera memprokiamasikan Kemerdekaan indonesia. Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan muda dan dibawa ke Rengasdengklok. Tujuan golongan muda menculik kedua tokoh tersebut adalah mengamankan tokoh bangsa tersebut dari pengaruh Jepang dan kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak Jepang.

Pada saat yang sama, di Jakarta terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakii oleh Ahmad Subarjo sertagolongan muda yang diwakili oleh Wikana dan Yusuf Kunto. Kesepakatan tersebut adalah untuk membawa kedua tokoh tersebut kembali ke Jakarta. Yusuf Kunto diutus untuk mengantar Ahmad Subarjo ke Rengasdengklok menjemput Bung Karno dan Bung Hatta.

Setelah tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ke rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjot Nomor 1 (sekarang Gedung Perpustakaan Nasional; Depdiknas) yang di perkirakan aman dari Jepang. Laksamana Tadashi Maeda adalah seorang laksamana Angkatan Laut Jepang di Jakarta. Sekitar lima belas pemuda menuntut Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus.

Sebelum ke rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta terlebih dahulu menemui Kepala Pemerintahan Umum (Sumobuco) Mayor Jenderai Otoshi Nishimura untuk menjajaki sikap Nishimura mengenai rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Soekarno dan Hatta ditemani oleh Laksamana Maeda bersama Shegetada Nishijima Tomegoro Yushizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Dari pembicaraan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah pada Sekutu dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.



Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!

0 Response to "Peristiwa Rengas Dengklok"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel