Sejarah Tengku Cik Di Tiro

Sejarah Pahlawan Indonesia


Politik Belanda terhadap Aceh berubah ketika pada tahun 1871 setelah mengadman perjanjian dengan lnggris tentang maSalah daerah pengaruh di Sumatera yang dikenal sebagai Traktat Sumatera. Di dalam perjanjian itu, Belanda boleh meluaskan pengaruhnya di Sumatera, termasuk Aceh. Sebagai gantinya lnggris diperbolehkan menanamkan modalnya di Indonesia. Belanda setelah melancarkan penaklukan daerah Sipolga, pedalaman Tapanuli, dan Tanah Batak mulai melancarkan serangannya ke Aceh.

Menghadapi perkembangan politik itu, Aceh memperkuat diri dengan membina hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki. pewakilan Amerika Serikat dan Italia di Singapura. Hubungan diplomatik itu diperlukan di samping untuk mencari dukungan diplomatik juga mempermudah pembelian senjata.

Serangan Belanda pertama dilancarkan pada tahun 1873 dengan mengirimkan 168 perwira dan 3.193 serdadu. Belanda dapat menduduki Masjid Raya yang menjadi markas pasukan Aceh tetapi Jenderal Kohler tewas tertembak pasukan Aceh. Pasukan Aceh kemudian memperkuat diri dengan memusatkan pertahanannya di sekitar Istana Sultan Mahmud Syah.

Belanda kemudian mengirim pasukan yang lebih besar lagi sehingga Aceh Besar jatuh ke tangan Belanda. Blokade laut yang dilakukan Belanda menyebabkan Aceh terisolasi dari Dunia Luar. Hal itu menyebabkan melemahnya kekuatan Aceh. Dalam situasi itu, muncul Teungku Cik Di Tlro sebagai pemimpin perjuangan. Cik Di Tiro yang semula bernama Muhammad Saman dilahirkan di Cumbok Lamlo. Tiro. daerah Pidie pada tahun 1836. la dididik dalam lingkungan keagamaan yang taat. Setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah, ia mengajar agama di kota kelahirannya. Tokoh itu tampil di panggung perjuangan ketika pasukanAceh sedang melemah.

Pada bulan Mei 1881 Cik Di Tiro beserta pasukannya dapat merebut benteng Belanda di Indrapuri, disusul dengan jatuhnya benteng musuh di Lambaro dan Aneuk Galong. Pasukan pejuang itu terus melakukan serangan ke Pulau Breuh. Dari pulau itu disusun kekuatan untuk merebut Banda Aceh.

Teungku Cik Tlro merencanakan agar pada akhir tahun 1983 Belanda sudah dapat diusir dari tanah Aceh.

Dengan tampilnya Teungku Cik Di Tiro sebagai panglima perang Aceh, pasukan Belanda mengalami hambatan besar dalam upaya menaklukkan wilayah itu. Kesulitan itu mau ditanggulangi dengan mendekati Cik Di Tiro untuk berdamai. Namun, tawaran itu ditolak dengan tegas.

Usaha itu gagal namun Belanda berhasil membujuk sa|ah seorang petinggi Aceh yang dijanjikan akan diangkat sebagai Kepa|a Sagi atau kepala wilayah (Hulubalang Besar). Orang itu menyuruh seorang wanita mengantarkan makanan yang sudah diberi racun kepada Cik Di Tll'O. Tanpa curiga, panglimabesar itu memakan makanan pemberian itu yang menyebabkannya sakit keras. . .

Panglima Aceh itu harus menutup mata untuk seIama-Iamanya. Peristiwa itu terjadi pada bulan Januari 1891 di Benteng Aneuk Galong.

0 Response to "Sejarah Tengku Cik Di Tiro"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel