Pengertian Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral
1. Manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis).
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita menjadi besar seperti sekarang berkat bantuan orang banyak, mulai dari orang tua, saudara, tetangga, dokter, guru sampai para pedagang di pasar. Jadi kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi melalui kebersamaan atau bantuan dari orang lain. Kérena keinginan untuk selalu hidup bersama orang lain dan hidup berkelompok, maka manusia disebut makhluk sosial ( homo socialis ).
Dalam perkembangan selanjutnya, manusia membutuhkan pendidikan dan penyesuaian. Proses pendidikan dan penyesuaian manusia sebagai individu dan masyarakat ada dua macam, yaitu:
a) Sosialisasi, adalah proses integrasi (penggabungan) antara individu dengan masyarakat, terutama penyesuaian sikap dan kebiasaan. Dengan sosialisasi, individu menjadi bagian dari masyarakat.
b) lnkulturisasi. adalah proses penyesuaian nilai, norma dan budaya individu (seseorang) dengan masyarakat.
Sosialisasi dan inkulturisasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan masyarakat. Melalqi sosialisasi dan inkulturisasi, kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Lembaga yang berperan dalam sosialisasi dan inkulturisasi, adalah keluarga, sekolah. masyarakat dan lembaga keagamaan. Sosialisasi akan berlangsung melalui film, radio. TV, surat kabar, majalah dan buku-buku bacaan.
Pada dasarnya manusia adalah makh|uk sosial yang berrnoral arlinya manus a mempakan makhluk bermasyarakat yang mematuhi nilai-nilai, norma. budaya dan menjunjung tingg’l kerjasama.
Naluri manusia Untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness, manusia juga disebut sosia animal adalah hewan yang memiliki naluri untuk senantiasa hidup bersama. disebut iuga homo homini socius artinya manusia sebagai kawan bagi sesamanya.
Masyarakat Indonesia memiliki budaya kerjasama yang telah berjalan berabad-abad lamanya, seperti gotong-royong maupun musyawarah mufakat. Budaya ini sangat baik untuk tetap dilestarikan, mengingat makin beratnya (antangan yang dihadapi. Dari contoh diatas. dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang saling membantu dan menolong sesama manusia |ainnya. Tanpa bantuan dan kerjasama dengan orang lain, kebutuhan manusia tidak akan terpenuhi. Oleh karena itu manusia perlu tggrsosialisasi dengan manusié |ainnya untuk menciptakan hubungan baik dengan saling membantu dalam kehidupan.
2. Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral (homo socialis).
Selain ditakdirkan sebagai makhluk sosial, hakekat manusia adalah sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus. Manusia sebagai homo economicus adaiah makhluk yang dalam memenuhi kebutuhan hidup selalu bersifat rasional dan tidak pemah puas. Bersifat rasional memiliki makna manusia selalu mempertimbangkan pengorbanan dengan manfaat dari tindakan yang dilakukan. Adapun tidak pernah puas memiliki arti setiap satu jenis kebutuhan terpenuhi akan timbul kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya.
Sifat manusia yang tidak pernah puas tadi mendorong manusia bekerja keras agar penghasilannya meningkat. Terkadang membuat manusia melakukan segala cara untuk mendapatkannya tanpa menghiraukan kepentingan orang lain.
Namun kenyataaannya tindakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti sosial, kemanusiaan, etika dan agama. Atau bisa dikatakan. dalam kenyataan sehari-hari manusia sebagai makhluk ekonomi yang berrnoral. dalam tindakannya untuk memenuhi kebutuhannya manusia memerlukan keriasama dengan sesama manusia.
0 Response to "Pengertian Hakekat Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Ekonomi yang Bermoral"
Post a Comment