Prinsip Prinsip Belajar
Prinsip Prinsip Belajar
1. Perhatian dan Motivasi
Disamping perhatian motivasi juga perberan penting dalam
pernan kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Sampai disini kita mengetahui bahwa motivasi
juga bisa disebut sebagai “tenaga penggerak”. Motivasi dapat dibandingkan
dengan mesin dan kemudi mobil (Gage dan Berliner, 1984:372). Jadi kita sebagai
tenaga pengjaar jangan sampe lelah memberi motivasi kepada peserta didik kita,
walaupun siswa itu tergolong siswa yang cukup bandel sekaligus, yang perlu kita
ingat tantangan seorang tenaga pengajar cukuplah berat karana yang kita hadapi
bukan hanya satu orang saja, bukan dengan satu watak saja, tidak hanya satu
Rahim saja namun berbagai kalangan dari faktor belakang yang berbeda-beda.
Disini motivasi juga mempunyai kaitan yang erat dengan
minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung
tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajari
bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi dengan nilai-knilai yang
dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianggap dianut
akan mempengaruhi tingkah laku manusia. Karenanya, bahan-bahan pelajar yang
disajikan hendaknya sesuai dengan minat siswa dan tidak bertengan dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam masayrakat.
Motivasi dapat bersifat internal maupun ekternal. Motivasi
dibagi menjadi dua yaitu intrinsik dan motifasi ekstrinsik. Intrinsik adalah
tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Contoh Seorang
siswa dengan bersungguh-sungguh mempeljari mata pelajaran disekolah karna ingin
memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan ekstrinsik adalah tenaga
pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukan tetapi menjadi penyertanya.
Contoh seorang siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan karna ingin mendapat
pengetahuan tetapi ingin naik kelas.
2. Keaktifan
Kencenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah mahkhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemauan dan aspirasinyasendiri. Belejar tidak bisa dipaksakan oleh
orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. John Dewey
misalnya menemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjkan
siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri.
Guru sekedar pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31)
Menurut teoori kognitif, belajar menunjukan adanya jisa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpan
saja tanpa mengadakan transformasu. (Gage And Berliner, 1984:267). Yang
dimaksud disini anak memiliki sifat aktif, konstruktid, menenmukan, dan mampu
merencenakan sesuatu.
Anak memiliki sifat yang aktif berate bawaan dari sejak anak
lahir tinggan bagaimana tenaga pelajar akan mengarah si siswa agar menjadi
aktif, berarti disini tenaga pelajar harus mengaetahui apa saja minat dari
siswa, hal ini akan berpengaruh keaktifan si siswa sendiri.
Thomdike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan
hukum :law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latihan-latihan. Mc keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan
bahwa individu nerupakan “manusia beajar yang aktid selalu ingin tahu, sosial”
(Mc Keachie, 1976:230 dari Gredler MEB termahan Munandir, 1991:105).
3. Keterlibatan langsung/Berpengalaman
Pengalaman merupakan guru terbaik untuk manusia, dengan
pengalaman langsung kita akan tahu apa yang sebenarnya. Sebelumnya kita telah
sedikit menyingung mengenai bahwa belajar itu mengalami. Edgar Dale dalam
penggolongan pengalaman belajar yang tuangkan dalam kerucut pengalaman
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman.
Seperti diri kita sendiri atau saya sendiri seblum kita
berada dijenjang perguruan tinggi pastilah kita melalui jenjang sekolah dari SD
samapi SMA nah dari situ kita mempunyai pengalaman yang cukup banyak, disitu
juga kita akan bisa mengoreksi apa yang sebenarnya kurang dalam menyerap ilmu
yang diberikan, tidak hanya itu saja pasti kita juga tau apa saja yang nanti
akan dibutuhkan oleh siswa kita.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan
oleh John Dewey dengan “lerarning by doing”-nya. Belajar sebaiknya dialami
melalui perbuatan langsung. Contoh seperti kita saat melakukan presentasi baik
individu maupun kelompok secara tidak langsung kita belajar bagai menyampaikan
materi agar mudah dipahami oleh orang lain, didalam presentasi juga kita
dituntu untuk memecahkan masalah yang ada dan dosen sebagai pembimbing dan
fasilitor.
4. Pengulangan
Dikemukakan oleh Psikologi Daya, meneurut teori ini belajar
adalah memilih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, mengingat mengkhayal, merasakan berfikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan motode pengulangan aka daya-daya yang ada menjadi kemampuan yang
terasah dan berkembang.
Teori lain yang menekakan prinsip pengulangan adalah terori
pesikologi Asosiasi atau Koneksionisme dengan tokonya yang terkenal Thomdike,
Berangkat dari salah satu hukum belajar “ law exercise”, ia mengwmukakan bahwa
belajar ialah pembentukan hubungan aatar stimulus dan respons, dan pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluangan timbulnya repons
benar. Seperti pepatah “latihan menjadikan sempurna” (Thomdike, 1931b:20, dari
Gredler, Margaret E Bell, terjemah munandir, 1991: 51).
Psikologi Conditioning yang merupakan perkembangan lebih
lanjut dari Koneksionisme juga menkankan pentingnya pengulangan dalam belajar.
Kalau pada Koneksionisme, belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan
respons maka pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karna saja
oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.
5. Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan
bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi bekajar siswa menghadapi suatu tujuan yang dicapai,
tetapi selalu terdpat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbul
motif untuk mengatasi hambata itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila itu telah diatasi, artinya
tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan,
demikian seterusnya.
Dengan hal tersebut bahan ajar yang harus diberikan oleh
siwa harus menantang, hal ini juga kan melatih siwa menjadi pribadi yang kuat
saat mengahadapi tantangan hidup, menurut saya semakin kuat tantang yang
dihadpi maka semakin banyak pula pengalaman yang akan diperoleh.
6. Balikan dan Pengutan
Prinsip belajar
yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori
belajar operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning
yang diberi kondisin adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang
diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect
– nya Thomdike. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang haik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.
Namum dorongan belajar itu menurut B.E Skinner tidak saja oleh penguatan yang
menyenangkan tetapi juga ada yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain
penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar (gage dan Berliner,
1984: 272).
7. Perbedaan
Individual.
Setiap manusia
memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang tidak akan dimiliki orang lain,
pada awal saya telah menyinggung menegenai ini, karena hal inilah siwa belajar
menurut tempo (kecepatan)nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat
variasi kecepatan belajar (Davies, 1987:32). Dengan hal ini juga tenaga pelajar
tidak boleh menanggap semua siswa itu sama, seperti yang telah dikatan oleh Mas
Habsi sebelumnya dalam presentasi pertama.
Dengan demikian
tanaga pengajar harus menyadari bahwa perbedaan ada dalam siswa, tidak menuntut
semua siswa harus mengerti A harus A karna siswa memiliki sudut pandang yang
berbeda-beda dengan maksud yang sama namun dengan cara yang berbeda.
Implikasi Prinsip Belajar
|
Bagi Siswa
|
Bagi Guru
|
Perhatian dan Motivasi
|
Dituntut memberikan perhatian
terhadap semua rangsangan yang mengarah pada tercapainya tujuan belajar.
|
Mengunakan metode yang bervariasi…
Memilih bahan ajar yang diminati
siswa..
|
Keaktifan
|
Dituntut dapat memproses dan
mengolah hasil belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik,
intelektual dan emosional.
|
Memberikan kesempatan pada siswa
untuk melakukan eksperimen sendiri
|
Keterlibatan langsung/
Pengalaman
|
Dituntut agar siswa me-ngerjakan
sendiri tugas yang diberikan guru kepada mereka.
|
Melibatkan siswa dalam mencari
informasi, merang-kum informasi dan menyim-pulkan informasi.
|
Pengulangan
|
Kesadaran siswa dalam me-ngerjakan
latihan-latihan yang berulang-ulang
|
Merancang hal-hal yang perlu di
ulang.
|
Tantangan
|
Diberikan suatu tanggungja-wab
untuk mempelajari sendiri dengan melakukan ekspe-rimen, belajar mandiri dan mencari
pemecahan sendiri dalam menghadapi perma-salahan.
|
Memberikan tugas pada siswa dalam
memecahan permasa-lahan.
|
Balikan dan penguatan
|
Mencocokan jawaban antara siswa
dengan guru
|
Memberikan jawaban yang benar dan
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan atau di bahas.
|
Perbedaan Individual
|
Belajar menurut tempo kecepa-tan
masing-masing siswa
|
Menentukan metode sehingga dapat
melayani seluruh siswa
|
0 Response to "Prinsip Prinsip Belajar"
Post a Comment