Kerajaan-Kerajaan bercorak Islam di Indonesia dan Peninggalanya


Kerajaan-Kerajaan bercorak Islam di Indonesia

Tahukah kalian apa bukti bahwa pengaruh Islam tetah masuk ke Indonesa? Menurut berita Cina dan berita Arab sejak abad Ke-7 atalu abad Ke-8 perdagangan antara orang-orang Arab, Persia, India, Indonesia, dan Cina sudah ramai. Selain berita Cina dan berita Arab, Juga adanya berita dari Tome Pires, Marcopolo, dan bukti sejarah berbentuk batu nisan raja-raja Islam. Islam masuk ke Indonesia dengan perdagangan, dapun proses peryabaran lslam ke daerah-daerah diliakukan oleh alim ulama bangsa indonesia. Di indonesia proses Islamisasi berlangsung dengan melalui lima saluran, yaitu perdagangan, perikanan. pendidikan, tasawuf, dan kesenian.

Kerajaan-Kerajaan bercorak Islam di Indonesia


Dibawah ini kita kan membahasa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, mari kita belajar bersama jika ada yang ditnyakan silahkan berkomentar dubawah atau juga lewat pesan pribadi melalui Contact Us yang telah kami sediakan.

Berikut adalah beberapa kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13 dan terletak di Lhokseumawe, Aceh. Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan raja pertamanya Marah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Saleh. Raja yang pernah memerintah, antara lain Sultan Malik as-salah, Sultan Maik ath-Tahir, Sultan Malik ath-Tahir II, dan Sultan Zaenal Abidin.

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai


Sultan Maik as-Saleh meninggal pada tahun 1297 dan dimakamkan di Samudera Pasai. Di atas makam Malik as-Saleh terdapat batu nisan bercirikan Islam dengan tulisan tahun 1297 M atau 635 H. Batu nisan Malik as-Saleh inilah yang menjadi salah satu bukti bahwa Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Selain batu nisan Malik as-Saleh, bukti yang lain adalah naskah yang bertuliskan hikayat raja-raja Pasai.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan pada saat diperintah oleh Sultan Malik ath-Tahir II. Pada saat itu Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Istam. Berdasarkan keterangan Marcopolo dari Venesia, Samudera Pasai berasal dari pusat kerajaan yang dahulunya di Samudera kemudian dipindathkan ke Pasai. Selain itu. Ibnu Batuta dari Kesultanan thdia juga berkunjung ke Samudera Pasai dan mengejanya menjadi Sumatra. Hal itu yang menjadi awal mula nama Pulau sumatra sampai sekarang.

Adapun bukti kejayaan Kerajaan Samudera Pasai adalah sebagai berikut.
  • Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai pusat penyebaran agama lslam dan sebagat pusat perdagangan.
  • Sultan Maik ath-Tahir it menyediakan istananya sebagai tempat musyawarah para ulama.
  • Kerajaan memiliki sikap terbuka dalam menjalin hubungan dengan negara lain, terbukti dengankedatangan ibnu Batuta ke Kerajaan Samudera Pasai.


Peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai adalah mata uang emas dan makam Raja Malik as-Saleh. Kerajaan samudera Pasa mengalami Kemunduran pada abad ke-15. Pada tahun 1521 Kerajaan Samudera Pasai dikuasal Portugis dan tiga tahun kemudian dikuasai oleh Sultan Ali Mughayat Syah dari Kerajaan Aceh, Salahudin, Alauddin Hiayat Syah al-Kahar, Sultan Iskandar Muda. dan Sultan Iskandar Thani.

Kerajaan Aceh
Kerjaan Aceh didirikan pada abad ke-15M oleh Muzatar Syah. Kerajaan Aceh merupakan hasil dari dua kerajaan, yaitu Kerajaan Lamuri dan Kerajaan Aceh Dal al-Kamial. Penyatuandua kerjaan tersebut terjadi pada masa sultan Ali Mughayat Syah.

Masa Kejayaan Kerajaan Aceh


Raja-raja yang pernah berkuasa dikerajaan aceh antara lain sebagai berikut.
  • Sulatan Ali Mughhayat
  • Salahudin
  • Alauddin
  • Riayat Syah al-Kahar
  • Sultan Iskandar Muda, dan Sultan Iskandar Thani.
Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Aceh



Karajaan Aceh yang terkenal dan berhasil membawa Kerajaan Aceh pada zaman keemasan adalah sultan Iskandar Muda (1607-1636). Beliau adalah sosok yang Kuat, cerdas, berani, dan mampu melaksanakan cita-cianya. Dalam kapemimpinannya, Aceh berhasil menaklukkan Johor, Pahang, dan Kedah. Selain itu, Sultan Iskandar Muda juga sangat memperhatikan pendidikan agama sebagai landasan cita-citanya. Banyak ulama dari Mesir, Turki, dan Arab didatangkan. Rakyat Aceh menerima pendidikan agama lstam dengan baik sehingga Aceh disebut Serambi Makah. Pada masa pemerintahan Sultan Iskadar Muda hidup ulama terkenal yaitu Syeh Abdurauf Singkel yang mampu menerjemahkan Alquran dari bahasa Arab Ke bahasa Melayu.

Kerajaan Demak
Kerajaan Demak menupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak berdiri pada abad ke-16 dan terletak di Muara Sungai Bintoro. Demak, Jawa Tengah dengan raja pertamanya Raden Patah (Panembahan Jimbun atau Pate Radim). Setelah watat, kemudian digantikan putranya yaitu Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) yang memerintah dari tahun 1518-1521. Pati Unus dijuluki Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya menyerang Portugis yang manduduki Malaka.

Faktor Kemajuan dan Kemunduran Kerajaan Demak


Selelah wafat, kemudian digatikan oleh Sultan Trenggono. Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono Demak mengalami kejayaan. Namun, sepeninggal beliau Kerajaan Demak mengalamı kekacauarn akibat perebutan kekuasaan. Pada tahun 1568 pusat pemerintahan Kerajaan Dermak dipindah ke Pajang, saat itu pemerintahan dipimpin oleh Adwijaya (Jaka Tingkir) yang merupakan menantu Sultan Trenggono. Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain Masjid Agung Demak yang didirikan tahun 1478 oleh Wali Sanga, baka tatal (tiang masjid), beduk dan kentungan, pintu bledeg atau petir buatan Ki Ageng Selo, dampar kencana (tempat duduk raja), serta pring Campa 61 buah yang merupakan pemberian ibu Raden Patah. yaltu Putri Campa.

Adapun bukti kemajuan Kerajaan Demak adalah sebagi berikut.
  • Memperluas wilayah dengan menguasai Kalimantan. Semarang, Japara, Rembang, kepulauan di Selat Karimata. Tuban, dan Gresik.
  • Adanya kegiatan perdagangan hingga ke Pasai, Malaka, dan Maluku.
  • Membangun pelabuhan sebagai sarana perdagangan di Demak.
  • Menjadi pusal penyebaran agama lslam di Pulau Jawa.
Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Demak



Dalam menyebarkan agama Islam, Raden Patah dibantu oleh Wali Sanga (Sunan Bonang, Sunan Ampel. Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Gresik, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati). Kerajaan Demak mengalami kemunduran setelah ditinggalkan Sultan Trenggono dan berhasil dikuasai oleh Adipati Pajang yang bernama Joko Tingkir.

Kerajaan Banten
Kerajaan Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa (sekarang Provinsi Banten). Awalnya Banten termasuk wilayah yang dlkuasai oleh Demak. Pada masa pemenintahan Sutan Hasanuddin, Banten melepaskan diri dari pengaruh Demak dan membentuk kerajaan sendiri. Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Demak adalah Sultan Hasanudin. Panembaan Yusuf, Maulana Muhammad, Abdulmufakir, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abdulnasar Abdulkahar.

Faktor Penyebab Kemajuan dan Kemunduran Kerajaan Banten


Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten berani melawan VOC yang Ingin melakukan monopol Perdagangan. Namun, peruangan Sutan Ageng Tirtayasa digagalkan oleh putranya yang bernama Sultan Haji. Sutan Haji membantu VOC dan melawan ayahnya. Akibatnya sutan Ageng Tirtayasa berhasil ditawan dan berakhirlah kekuasaan Kerajaan Banten.

Peninggaln Kerajaan Banten


Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Banten.
  • Masjid Banten yang dibangun oleh Sultan Maulana Yusuf tahun 1566 M.
  • Keraton Surasowan, dalam bentuk benteng dan kanal-kanal.
  • Benteng Speelwicjk.
  • Meriam Kuno Ki Amuk, terletak di alun-alun Masjid Agung Demak.
  • Pelabuhan Karang Hantu terletak di Tetuk Banten.


Kerajaan Ternate dan Tidore
Kesultanan Termate beribu kota di Sempalu, Ternate menupakan kerajaan panghasil cegkih dan pala. Oleh karena hasil bumi itulah, maka Kerajaan Ternate menjadi tempat yang menarik perhatian para pedagang dari berbagai negara untuk datang, termasuk para pedagang slam. Para pedagang Islam itu pun menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan ternate hingga kemudian Kerajaan Ternate menjadi Kesultanan lslam. Salah satu sultan dari Ternate pernah menimba ajaran agama lslam di Pesantren Sunan Giri Gresik yaitu Sultan Zaenal Abidin, dan dikenal dengan nama Raja Bulawa yang artinya raja cengkih.

PeninggalanKerajaan Ternate dan Tidore, Raja-Raja Kerajaan Ternate dan Tidore


Pemimpin Kesultanan Ternate yang lain, antara lain sebagai berikut
Sultan Hairun
Sultan Baabullah

Pada masa kepemimpinan Sultan Baabullah yang merupakan putra Sultan Hairun, Kerajaan Ternate berhasil memperuas wilayannya hirngga Filipina dan menguasai 72 pulau sehingga beliau dijuluki Yang Dipertuan di 72 Pulau.

Setelah mengalami pasang surut, akhirya Kesultanan Tidore bangkit kembali dengan ibu kotanya di Soa Siu. Pada tahun 1757 Sultan Jamaluddin naik takhta. Waktu itu VOC sudah lama berkuasa di Maluku. VOC menuntut agar Sultan Jamaludin manyerahkan Seram Timur yang banyak menghasilkan rempah-rempah kepada Belanda. Tuntutan Belanda tentu saja ditolak oleh Sultan Tidore. Akibatnya pada tahun 1779 sultan dan putranya (Budiusaman) ditangkap dan dibuang ke Batavia (Betawi). Untuk menggantikan sultan, Belanda mengangkat Sullan Para Alam. Patra Alam kemudan memerintahkan penangkapan terhadap Nuku dan Kamaluddin (kedua putra Sultan Jamaluddin). Kamaludin dapat ditangkap, tetapi Nuku berhasi meloloskan diri.

Kerajaan Gowa-Tallo
Pada abad ke-17,agama Islam baru masuk ke Gowa-Tallo setelah seorang Melayu yang bernama Dato’ri Bandang datang ke Gowa-lallo. Kerajaan Gowa-Tallo teretak di Somba Opu, Makasar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng dan raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa, Daeng Manrabia (sultan Alauddin) dan raja Tallo yaitu Karaeng Matoaya (Sultan Abdullan Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaan menjadi dwitunggal. Raja terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanuddin (1663-1669) karena ketegasannya Belanda menjuluki Sultan Hasanudadin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.

Penyebab Kemajuan dan Kemunduran Kerajaan Gowa-Tallo


Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo, antara lain rumah Raja Gowa, kapal pinisi, dan kapal layar kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo adalah karena pengkhianatan Raja Aru Palaka dari Bone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hasanuddin dengan memaksanya menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.



0 Response to "Kerajaan-Kerajaan bercorak Islam di Indonesia dan Peninggalanya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel