dr. Cipto Mangunkusumo dan E.F.E. Douwes Dekker
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera
Ok lasung saja siapa sih yang igin mendapat nilai yang sempurna tentu saja semua menginginkanya tapi semua itu tidak didapat begitu saja bukan? semua butuh usaha dan proses yang panjang, kunci mendapat nilai yang sempurna dalah belajar dengan giat dan ulet, maka dari itu saya disini ingin sedikit membatu proses pembelajaran teman-teman semua dengan sedikit ilmu yang telah saya pelajari sebelumnya dijejajang sekolah.
Pada kesempatan kali saya akan membagikan ilmu sedikit yang telah saya pelajari disekolah semoga saja artikel kali benar-benar bermanfaat utuk teman-teman semua. Langsung saja disimak materinya:
E.F.E. Douwes Dekker
Beliau adalah seorang indo keturunan campuran antara Belanda
dan Indonesia. Beliau dilahirkan pada tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa
Timur. Douwes Dekker merupakan tokoh yang amat gigih memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Berikut bukti perjuangan Douwes E.F.E. Douwes Dekker mempunyai nama
panggilan Danudirja Setiabud Dekker untuk indonesia.
Memimpin harian De Express bersama Ki Hajar Dewantara. Di
harian De Express ini Douwes Dekker banyak menulis kritikan terhadap pemerintah
Belanda.
Mendirikan Indische Partij.
Douwes Dekker sering masuk penjara, tetapi ia tetap
mencurahkan segala pikiran dan kegiatannya untuk kemerdekaan Indonesia. Pada
tahun 1950 Douwes Dekker meninggal dunia dan dimakamkan di Bandung.
dr. Cipto Mangunkusum
dr. Cipto Mangunkusumo lahir di Pecangakan, dekat Ambarawa
pada tahun 1886. Setelah menyelesaikan sekolah di STOVIA, Jakarta dr. Cipto
ditugaskan sebagai dokter pemerintah. Pada waktu bertugas di Demak, dr. Cipto
banyak menulis artikel yang menceritakan penderitaan rakyat indonesia akibat
penjajahan Belanda. Tulisan dr. Cipto dimuat dalam harian De Express. Akibat
tulisan tersebut, dr. Cipto diberhentikan sebagai dokter pemerintah. Penduduk
menyebut dr. Cipto sebagai dokter Jawa yang baik hati.
Pada tahun 1910, dr. Cipto berhasil membasmi wabah penyakit
pes di daerah Malang. Dengan ke- berhasilan tersebut, pemerintah Belanda
menganugerah- kan Bintang Kepahlawanan Belanda sebagai peng- hargaan, tetapi
penghargaan itu dikembalikan lagi pada pemerintah Belanda.
Karena dr. Cipto sering mengkritik pemerintah Belanda dan
membela kepentingan rakyat keat, pada tahun 1920 dr. Cipto dip@intahkan
meninggalkan Solo. Sstelah itu, dr. Cipto tinggal di Bandung, tetapi kegiatan
politiknya tidak berhenti.
Pada tanggal 8 Maret 1943, dr. Cipto Mangunkusumo meninggal
dunia dan dimakamkan di Watu Ceper, Ambarawa. Sebagai penghargaan atas jasa
beliau, namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta.
Terimakasih buat teman-teman semua telah mengunjungi blog saya yang alakadarnya ini, semoga artikel-artikel yang saya buat ini bisa benar-benar bermanfaat untuk teman-teman semua, apabila banyak kekurangan didalamnya mohon dimaafkan.
Salam Sukses..!!
0 Response to "dr. Cipto Mangunkusumo dan E.F.E. Douwes Dekker"
Post a Comment